Bandar Togel Online — Sebanyak tiga rumah warga di Dukuh Sambiroto, Desa Buluroto, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mengalami kerusakan struktural akibat pergerakan tanah yang terus berlangsung. Fenomena ini diduga kuat dipicu oleh gerusan aliran Sungai Lusi yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian.
Kondisi Tanah yang Terus Bergerak
Menurut keterangan salah seorang warga, Nur, pergerakan tanah telah berlangsung dalam waktu yang cukup lama dan hingga kini masih aktif terjadi. Warga menduga adanya aliran air di dalam tanah yang menyebabkan penggerusan dari bawah permukaan, sehingga tanah kehilangan kekuatannya.
Upaya pengurukan tanah yang dilakukan warga setiap hari sebagai langkah darurat ternyata belum mampu menghentikan laju pergerakan. “Setiap hari dilakukan pengurukan, tetapi kondisinya tetap saja,” ujar Nur.
Dugaan Adanya Aliran Bawah Tanah
Kekhawatiran warga akan adanya aliran air bawah tanah semakin kuat. Janarto, warga lainnya, mengungkapkan bahwa sebelumnya pernah dilakukan pengeboran untuk mencari sumber air bersih hingga kedalaman 16 meter. Namun, air yang ditemukan justru menghilang, menguatkan spekulasi tentang keberadaan sungai atau aliran air di bawah permukaan.
Area yang terdampak pergerakan tanah memiliki kedalaman sekitar 1,5 meter dari permukaan dengan panjang area tergerus diperkirakan mencapai 200 meter.
Dampak Kerusakan pada Rumah Warga
Janarto menambahkan bahwa tanah di sekitar rumahnya mengalami penurunan atau ambles sekitar dua sentimeter setiap harinya. Kondisi ini mengakibatkan kerusakan parah pada bangunan tempat tinggalnya.
“Tembok rumah jebol terpaksa ditutupi terpal. Lantai pecah dan retak, bahkan pondasi serta tiang penyangga depan dan belakang rumah bergeser lebih dari 20 sentimeter,” jelasnya. Untuk sementara, Janarto melakukan penambalan dengan kayu bekas untuk mengganjal pondasi agar struktur bangunan tidak semakin miring.
Koordinasi dan Penanganan Pemerintah
Menunggu Laporan Resmi
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Kabupaten Blora, Surat, mengakui pihaknya telah menerima laporan awal mengenai pergerakan tanah tersebut. Setelah mendapat informasi, koordinasi langsung dilakukan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora serta Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana.
Namun, hingga saat ini Dinas PUPR Blora menyatakan belum menerima laporan resmi secara tertulis dari pemerintah desa setempat. Pihaknya mendorong agar laporan resmi segera disusun dan disampaikan kepada BPBD dengan tembusan ke Dinas PUPR untuk dapat ditindaklanjuti secara administratif.
Penanganan Bertahap Bergantung Anggaran
Surat menegaskan bahwa apabila laporan resmi telah diterima, tim akan turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan langsung. Penanganan lebih lanjut akan dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan skala prioritas dan ketersediaan anggaran.
“Penanganan tentu membutuhkan alokasi anggaran yang tidak sedikit, sehingga pelaksanaannya harus bertahap. Kami mohon masyarakat bersabar,” ujarnya. Meski demikian, pada tahun sebelumnya, Dinas PUPR bersama BPBD telah melakukan sejumlah langkah mitigasi awal dan penanganan sementara di wilayah tersebut untuk mengurangi risiko dampak yang lebih besar.
Warga setempat berharap pemerintah desa dan instansi terkait dapat segera melakukan peninjauan lapangan serta kajian teknis yang mendalam. Tujuannya adalah untuk memastikan penyebab pasti pergerakan tanah dan menentukan langkah penanganan yang tepat guna mencegah kerusakan yang lebih parah.

