Cerita Keji Komplotan Pembunuh Berantai TKW Diotaki Pasutri di Sidoarjo

Ester Baniwine mendarat di Bandara Juanda pada Rabu, 27 Juli 2005 pagi itu. Perempuan 19 tahun itu baru saja pulang dari Bandar Malaka Malaysia bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW).
Saat itu, Ester tampak kebingungan mencari cara pulang ke kampung halamannya di Sumba, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tak lama, ia dihampiri lima orang, salah satunya adalah perempuan.

Yudi Dariannsyah, salah satu dari mereka lalu dengan ramah mengaku bisa mengurus kepulangan Ester ke kampung halamannya di NTB. Gayung bersambut, Ester tertarik dan bersedia.

Ester lantas diajak ke rumah Yudi di Perumahan Griya Candra Mas, Desa Pepe, Sedati, Sidoarjo. Di sana, Ester akan tinggal selama proses pengurusan kepulangannya ke NTB.

Setiba di rumah Yudi, Ester ternyata tak sendiri. Karena ia juga menjumpai TKW lainnya yang ditampung di sana. Sama, mereka juga ditawarkan pulang ke kampung halamannya oleh Yudi dan istrinya Pika.

Di rumah tipe 40 itu, selain Ester telah ada 11 TKW tinggal di situ. Tak ada kecurigaan selama di awal-awal di sana, semua berjalan normal. Ester juga sempat berkenalan dengan seluruh penghuni lainnya yang juga TKW dari NTB.

Hingga Ester merasakan pengurusan kepulangannya yang dijanjikan berlarut-larut. Ia lantas menanyakan ke Yudi kapan akan dipulangkan, namun dijawab bahwa masih dalam proses pengurusan.

Hingga waktu pun tiba, Ester didatangi Yudi dan mengabarkan gilirannya pulang telah tiba. Ester pun lantas berpamitan dengan sejumlah penghuni di rumah satu per satu yang masih menunggu kepulangannya dengan penuh haru.

Dalam proses kepulangannya itu, Yudi meminta paspor Ester dan cek senilai Rp 16 juta dan biaya Rp 600 ribu. Uang hasil kerja dari Malaysia dengan terpaksa diserahkan ke Yudi yang disebut sebagai syarat pulang.

Saat itu, Yudi berujar, bahwa Ester akan diantar ke NTB melalui Bali. Ester selanjutnya dikenalkan Yudi dengan empat pria yang disebut sebagai pengantarnya.

Ketiga orang itu adalah Abdul Rouf, Sulianton alias Boy, Husain Hamdi alias Andik dan Mashuri alias Boyreng. Ester saat itu dibawa dengan mobil Isuzu Panther warna merah.